MAKALAH
SEJARAH
PERADABAN ISLAM (SPI)
PERTUMBUHAN
& PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM KERAJAAN MONGOLIA
Dosen Pembimbing : H. Aminudin, S.Pd.I, M.M.Pd
OLEH KELOMPOK ....
Ø ......................
Ø ......................
Ø ......................
Ø ......................
Ø ......................
LOKAL .....
SEMESTER 2 / S1 PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (SATI)
RASYIDIYAH KHALIDIYAH (RAKHA)
AMUNTAI 2012 M / 1434 H
Kata
Pengantar
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pertumbuhan & Perkembangan Peradaban
Islam Kerajaan Mongolia ” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas yag telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam (SPI) di Lokal 37, STAI Rakha Amuntai.
Tentunya, makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, jika ada hal-hal yang kurang berkenan
harap dimaklumi. Serta penulis mengharapkan saran-saran yang konstruktif guna
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah yang penulis susun
ini dapat berguna dan memenuhi tugas yang diminta, serta dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Amin.
Amuntai, April 2012
Penulis
|
Daftar
Isi
Kata
Pengantar
......................................................................................... i
Daftar
Isi
.................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
........................................................... 1
A. Latar
Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah
......................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan
........................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN .............................................................. 2
A.
Peradaban Islam Mongol ............................................... 2
B. Asal-Usul Bangsa Mongol ............................................ 2
C. Kemajuan
Bangsa Mongol .................................. ......... 6
D. Sebab-sebab
Kemunduran Bangsa Mongol .................. 6
BAB
III : PENUTUP
........................................................................ 8
A. Kesimpulan
................................................................... 8
B.
Saran ............................................................................. 9
Daftar
Pustaka
.......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia, berbatasan dengan Cina
di Selatan, Turkestan di Barat, Manchuria di Timur, dan Siberia di sebelah
Utara. Mereka sangat patuh dan taat pada pimpinannya dalam satu bingkai agama
Syamaniyah, yaitu kepercayaan yang menyembah bintang-bintang dan matahari
terbit. Runtut etniknya berasal dari nenek
moyang yang bernama Alanja Khan yang dikaruniai dua orang putera kembar yaitu
Tartar dan Mongol. Pada
masa pemerintahan Bahadur Khan, Mongol mengalami kemajuan yang sangat besar karena
pada saat itu Bahadur berhasil menyatukan13 kelompok suku bangsa. Selanjutnya pada masa pemerintahan Ghazan, yakni raja
yang ketujuh Dinasti Ilkhan, ia membangun semacam biara untuk para Darwis,
perguruan tinggi untuk madzhab Syafi’I dan Hanafi, sebuah perpustakaan
Observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah seperti bagaimana Pertumbuhan dan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Mongolia serta asal-usul bangsa Mongol tersebut?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pertumbuhan dan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Mongolia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Peradaban Islam Mongol
Pertumbuhan
dan Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Mongolia
Jatuhnya
Kota Baghdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri
khilafah Abbasiyah, tapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan
peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan perandaban Islam
yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap di bumi
hanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
B.
Asal-Usul
Bangsa Mongol
Bangsa
Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia, berbatasan dengan Cina di
Selatan, Turkestan di Barat, Manchuria di Timur, dan Siberia di sebelah Utara.
Kebanyakan dari mereka mendiami padang stepa yang membentang di antar
pegunungan Ural sampai pegunungan Altai di Asia Tengah, dan mendiami hutan
Siberia dan Mongol di sekitar Danau Baikal.
Dalam
rentang waktu yang relatif panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana
mereka mendirikan perkemahan dan berpindah dari satu tempat ketempat lain,
menggembala kambing, berburu. Mereka hidup dari hasil perdagangan tradisional
yaitu mempertukarkan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka.
Kesehariannya, sebagaimana dipredikatkan pada sifat nomad,mereka mempunyai
sifat kasar, suka berperang, berani mati dalam mewujudkan keinginan dan ambisi
politiknya. Namun, mereka sangat patuh dan taat pada pimpinannya dalam satu
bingkai agama Syamaniyah, yaitu kepercayaan yang menyembah bintang-bintang dan
matahari terbit.
Namun
demikian, ada satu pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Mongol bukanlah suku
nomad sebagamana dimaksud, tetapi satu bangsa yang memiliki ketangkasan berkuda
yang mampu menaklukkan stepa ke stepa, akibatnya kehidupan. mereka
berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan seorang
Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah Chinggis
atau Jengis.
Runtut
etniknya berasal dari nenek moyang yang bernama Alanja Khan yang dikaruniai dua
orang putera kembar yaitu Tartar dan Mongol. Dari kedua putera ini melahirkan
dua keturunan bangsa, yaitu Mongol dan Tartar. Dari yang pertama lahirlah
seorang bernama Ilkhan yang di kemudian hari menjadi pemimpin bangsa Mongol.
1. Ciri-ciri
Masa Mongol.
a. Berpindahnya
pusat ilmu.
Kegiatan ilmu pada masa Abasiyah berpusat di
kota-kota Baghdad, Bukhara, Naisabur, Ray, Cordova, sevilla, Ketika kota-kota
tersebut hancur maka kegiatan ilmu berpindah ke kota-kota Kairo, Iskandar,
Usyuth, faiyun, damaskus, Hims, Halab, dan lain-lain kota di kota Mesir dan di
Syam.
b. Tumbuhnya
ilmu-ilmu baru.
Dalam masa ini mulai matang ilmu Umron (Sosiologi )
dan filsafat Tarikh ( Philosophy of history ) dengan munculnya
Muqaddimah Ibn Khaldun sebagai kitab pertama dalam bidang ini. Juga mulai di
sempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan, ilmu
kritik sejarah.
c. Kurangnya
Kutubul khanah.
Dalam zaman ini banyak perpustakaan besar yang
musnah bersama segala kitabnya karena terbakar atau tenggelam di tengah-tengah
suasana yang kacau waktu penaklukan Mongol di Timur dan penyerangan Spayol di
Barat. Atau pemusnahan kitab-kitab dan perpustakaan sebagai akibat terjadinya
pertentangan sengit antara Firqah-firqah agama. Atau karena menjadi rusaknya
dan mengaburnya tinta akibat lapuk dimakan usia.
d. Banyaknya
Sekolah dan Mausu’at.
Dalam masa ini sekolah-sekolah yang teratur tumbuh
subur, terutama Mesir dan Syam, dan yang menjadi pusatnya adalah Kairo dan
Damaskus. Pembangun sekolah pertama adalah Sultan Nurudin Zanky yang kemudian
di ikuti oleh para raja dan sultan sesudahnya. Berdirilah berbagai corak
sekolah baik karena perbedaan madzhab atau pun karena ke khususan ilmu. Ada
sekolah untuk ilmu Tafsir dan Hadits, dan sekolah untuk Fiqh berbagai madzhab,
ada sekolah untuk ilmu Thib dan Filsafat, ada sekolah untuk ilmu Riyad-Hiya’at
( ilmu pasti, ilmu music dan ilmu eksakta lainnya ). Dari sekolah ini keluarlah
para ulama dan sarjana yang jumlahnya cukup banyak. Keadaan di Mesir pun
demikian juga, bahkan Jami’ah Al-Azhar Kairo menjadi bintangnya segala sekolah,
tidak saja yang usianya yang lebih tua tetapi yang terutama karena mutu ilmu
yang tinggi. Kecuali banyaknya sekolah, zaman ini istimewa dengan lahirnya Mausu’at
dan Majmu’at ( buku kumpulan berbagai ilmu dan masalah kira-kira
seperti Encyclopedia ).
e. Penyelewengan
ilmu.
Dalam zaman ini ummat islam dan kaum terpelajar
banyak yang melarikan diri kedunia pembahasan agama, apalagi ketika persatuan
politik tidak ada lagi dan sultan-sultannya tidak memperhatikan perkembangan
dan kemurnian agama, ummat islam makin tenggelam kepada pembahasan bidang agama
saja, bahkan lama-kelamaan jatuh ke lembah mistik dan khurofat. Hal ini mungkin
karena kebanyakan manusia telah di hinggapi rasa takut sehingga mereka
mengungsi ke dunia agama dan mistik untuk menghibur diri. Dalam masa ini
berbagai ilmu mereka pergunakan untuk mengkhidmati agama saja atau mistik dan
khurofat. Misalnya ilmu Falak hanya untuk menetapkan waktu sholat, sementara
ilmu Bintang untuk meramal.
f. Kondisi
keagamaan
Penguasa Mongol atas daulah Islam hampir memusnahkan
unsur Arab dan bahasanya, selama peperangan maka ratalah kota dan daerah yang
dikuasai. Mereka bunuh penduduknya, mereka rampas hartanya, mereka runtuhkan
gedung-gedungnya mereka bakar Kutubul Khanahnya, maka musnahlah
perbendaharaan kebudayaannya. Namun suatu hal yang luar biasa bahwa Jenghis
Khan yang meruntuhkan semua itu, diantara keturunannya ada yang bangun menjadi
pemelihara dan pembangun kembali agama dan kebudayaan Islam.
Timur
lenk, salah satu keturunan Jenghis Khan misalnya, pada akhir hayatnya memeluk
Islam, berkat usaha sultan Faraj, seorang dari raja Mamluk yang mengutus
delegasi dengan pimpinan Ibn Khaldun Bapak Sosiologi Islam yang termashur saat
itu. Sementara itu kekejaman Timur Lenk mereda dan ia mengamalkan agama Islam
secara tekun serta membelanya dengan semangat sampai wafatnya tahun 1404 M.
tidak berbeda keadaannya dengan keturunan Jenghis Khan yang lain Islam
menyusupi diri mereka.
a. Juchi
Khan keturunan dari Junghis Khan yang menguasai lembah Wolga, eropa Timur dan
Eropa Tengah, menurunkan seorang namanya Barka Khan ( 1256-1266 ). Barka Khan
inilah menurut Arnold dalam The Preaching of Islam, merupakan keturunan
Jenghis Khan yang perama-tama masuk Islam. Ia banyak membangun rumah-rumah
ibadah dan perguruan-perguruan tinggi Islam pada kota belahan Utara itu. Ia
banyak berhubungan surat-menyurat dengan sultan Baibars, seorang raja Mamluk
Mesir. Sementara itu, misi Islam dari Mesir banyak berdatangan dan Islam makin
tersiar di belahan Utara.
b. Chagatai
Khan putra Jenghis Khan yang menguasai lembah Tarim Turkisan Timur, sin-hiang,
Asia Tengah ( Turkistan Barat, Tran-soxiana ) menurunkan seorang bernama Tagluk
Timur Khan (1347-1363 M) yang menjadi sultan Islam pertama dari keturunan
Chagatai Khan. Di tangannya kerajaan yang di bentuk moyangnya itu menjadi
kesultanan Islam.
c. Demikian
juga keturunannya yang lain yang masuk menguasai India, Akhirnya mendirikan
Kerajaan Moghal (1526-1962 ) di India, suatu kesultanan Islam yang banyak
berjasa dalammeninggikan Islam. Kenyataan menunjukkan bahwa bangsa yang ketika
masih biadab menghancurkan segala yang dimiliki Islam, ketika ia telah bergaul
dan meresapi ketinggian Islam bukannya masyarakat Islam yang musnah tapi mereka
yang lambat laun terpengaruh, bahkan menjadi pembela dan penjunjung tinggi
Islam.
C.
Kemajuan Bangsa Mongol
Pada
masa pemerintahan Bahadur Khan, Mongol mengalami kemajuan yang sangat besar karena
pada saat itu Bahadur berhasil menyatukan13 kelompok suku bangsa. Kemudian pada
masa pemerintahan Hulagu Khan banyak wilayah yang telah
ditaklukannya.diantaranya adalah kota Baghdad yang pada waktu dipimpin oleh
Khalifah Al-Mu’tashim. Khalifah Al-mu’tashim tidak mampu membendung topan
tentara Hulagu Khan. Selanjutnya Hulagu melanjutkan gerakannya ke Syria dan
Mesir dari Baghdad pasukan mongol menyebrangi sungai Khuprat menuju Syria,
kemudian melintasi Sinai. Mesir pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki
Hablur dan Gaza.
Selanjutnya
pada masa pemerintahan Ghazan, yakni raja yang ketujuh Dinasti Ilkhan, ia mulai
memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan
satra. Oleh karena itu, ia membangun semacam biara untuk para Darwis, perguruan
tinggi untuk madzhab Syafi’I dan Hanafi, sebuah perpustakaan Observatorium, dan
gedung-gedung umum lainnya.
D.
Sebab-sebab Kemunduran
Bangsa Mongol
Kekalahan
bangsa Mongol di bawah panglima Kitbugha atas pasukan Mamalik di bawah panglima
Qutuz. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke
Mesir meminta supaya sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik untuk
menyerah. Permintaan itu di tolak oleh Qutus dan utusan Kitbugha tersebut
dibunuhnya. Tindakan Qutuz itu tidak menimbulkan kemarahan oleh di kalangan
Mongol. Kitbugha kemudian melintas Jordania menuju Galilei. Pasukan ini bertemu
dengan pasukan Mamalik yang di pimpin langsung oleh Qutuz. Pertempuran dahsyat
terjadi sehingga pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol pada
tanggal 3 september 1260 M. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya kerjaan
Mongol di Cina.
Pada saat Mongol diperintah oleh Abu Sa’id (
1317-1335 M ), terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin
topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang
didirikan Hulagu Khan akhirnya terpecah belah sepeninggalan abu Sa’id dan
masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh
Timur Lenk.
Kerajaan mongol runtuh ketika pertempuran
dahsyat terjadi sehingga pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol
pada tanggal 3 september 1260 M. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya kerjaan
Mongol di Cina. Kerajaan Shafawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501
M/907 H, tatkala Syekh Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja atau syekh
di Tabriz, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Nama Shafawi ini terus di
pertahankan sampai tarekat safawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi
sebuah kerajaan yang di sebut kerajaan Shafawi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol bukan saja
mengakhiri khilafah Abbasiyah, tapi juga merupakan awal dari masa kemunduran
politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan
perandaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut
pula lenyap di bumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu
Khan.
kehidupan.
mereka berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan
seorang Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah
Chinggis atau Jengis.
Timur
lenk, salah satu keturunan Jenghis Khan misalnya, pada akhir hayatnya memeluk
Islam, berkat usaha sultan Faraj, seorang dari raja Mamluk yang mengutus
delegasi dengan pimpinan Ibn Khaldun Bapak Sosiologi Islam yang termashur saat
itu. Pada
saat Mongol diperintah oleh Abu Sa’id ( 1317-1335 M ), terjadi bencana
kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang
mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan akhirnya
terpecah belah sepeninggalan abu Sa’id dan masing-masing pecahan saling
memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
Ada
dua aspek menarik dari pengkajian sejarah kerajaan Shafawi pada (1501-1722 M). Pertama,
lahirnya kembali dinasti Shafawi adalah kebangkitan kembali kejayaan Islam.
Ketika Islam sebelumnya pernah mengalami masa kecemerlangan. Kedua,
dinasti Shafawi telah memberikan kepada Iran semacam “Negara Nasional” dengan
identitas baru, yaitu aliran Syiah yang menurut G.H. Jansen merupakan landasan
bagi perkembangan nasionalisme Iran Modern.
Sepeninggal
Abbas I, Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi
Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein
(1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa
raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan
berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa
kepada kehancuran.
B.
Saran
Dengan
membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat tentang bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan peradaban Islam pada masa Mongolia dan mengetahui dengan baik apa-apa
saja yang termasuk dalam ruang lingkupnya baik bagi kami selaku penyaji
khususnya maupun bagi saudara-saudara sekalian pada umumnya.
Daftar Pustaka
§ Sunarto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik,
Jakarta:Prenada Islam Media.
§ Ajid, Thohir, 2004, Perkembangan Peradaban
di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: P.T. RajaGrafindo
§ Yatim, Badri, 2006, Sejarah Peradaban
Islam, Jakarta: P.T. RajaGrafindo Persada
§ Hamka, Sejarah Ummat Islam, Jakarta:
Bulan Bintang.
§
http/: Geogle_peradaban dan
perkembangan islam di masa kerajaan Mongol.com
§
Prof.Dr.Hj.Masyrifah
Sunarto,2008 Sejarah Islam Klasik, Jakarta:Prenada
Islam Media. Hal:190-194
§
http/: Geogle_peradaban dan
perkembangan islam di masa kerajaan Mongol.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar